My Works in 2019

Bagi Anda yang pernah membaca blog ini, atau mungkin melihat status atau caption atau tweet saya di media sosial, mungkin Anda sudah tahu perjalanan menulis saya, yang sempat vakum tiga tahun. Alhamdulillah, Tuhan memberi saya jalan untuk mulai aktif lagi di dunia tulis-menulis. Tahun 2019 lalu sangat luar biasa bagi saya, karena empat karya saya telah menemukan tempatnya. Rasanya membahagiakan karena di sela-sela kesibukan akademis yang supermenggila, empat karya tersebut bisa selesai. :’) Saya mau cerita satu per satu soal itu.

2019

 

*************

1 – Co-Star

Novel ini adalah novel yang masuk 20 besar Inari Writing Festival tahun 2018, lomba yang diselenggarakan Penerbit Inari. Pada tahun 2019, novel ini menjadi serial bersambung yang tayang setiap Kamis pukul 13.00 di Wattpad resmi Inari. Mengelola serial bersambung di Wattpad itu membuka mata saya akan banyak hal–terutama mengubah persepsi saya akan Wattpad. Jujur, selama ini saya tanpa sadar agak meng-underestimate Wattpad … mungkin karena keidentikan situs itu dengan cerita-cerita yang super-cheesy. Ternyata, setelah rutin mengunggah cerita saya di sana pada jadwal yang ditentukan, rasanya sama sekali tidak buruk. Situs itu memiliki platform yang benar-benar bagus untuk cerita bersambung. Dan sebagai orang yang sudah lama sekali tidak mengunggah cerita di platform menulis daring (terakhir di FFN bertahun-tahun silam ketika saya masih aktif nulis fanfiksi), saya lupa rasanya mendapat komentar dan berbagai feedback lainnya dari pembaca. Saya lupa betapa menyenangkannya kalau ada yang memberi like atau menambahkan cerita kita ke daftar favoritnya, saya lupa betapa menyentuh rasanya setiap ada pembaca yang bilang bahwa dia menyukai atau merasa relate dengan cerita yang kita tulis. Intinya, saya lupa banget gimana rasanya berinteraksi langsung dengan pembaca, membalas komentar-komentarnya, mengapresiasi mereka karena sudah baca dan komen. Pengalaman di Wattpad ini membawa kembali segala kesenangan itu dan membuat saya jadi nggak terlalu antipati lagi terhadap karya-karya dari Wattpad. Memang benar ya, kita harus memahami sesuatu dulu agar tidak langsung memandang sebelah mata.

Co-Star - cover Wattpad

Co-Star ini merupakan naskah teenlit yang … teenlit banget. Saya sebetulnya heran sendiri kok bisa-bisanya saya nulis teenlit kayak gini, haha. Soalnya … bagi siapa pun yang kenal saya dan tulisan saya, teenlit itu semacam genre terakhir yang bakal saya tulis. :))))

(Yah sebenarnya sih … itu kan karena lombanya lomba novel remaja. Kalau enggak, mungkin saya nggak akan nulis ini. xD)

Menulis cerita remaja itu berarti satu hal buat saya: kamu harus menurunkan ego. Sebagai orang dewasa yang sudah lebih mengenal realitas dunia, berusaha untuk menulis dari kacamata remaja itu nggak gampang sama sekali lho. Nggak terhitung berapa kali saya tertawa sendiri membaca apa yang tokoh saya lakukan, sembari bergumam, “Bocah, bocah.” :)))) Tapi ya itu tadi–saya tidak boleh keluar dari karakter. Apalagi saya pakai POV orang pertama. Segala sesuatu yang ada di cerita itu harus tetap di jalur pikirannya si Kristal, bukan saya. Itu Kristal yang lagi cerita, bukan saya. Jadi saya harus menjelma menjadi dia, membiarkan dia menumpahkan segala pikiran, perasaan, dan cara pandangnya terhadap sesuatu, untuk membuat cerita Co-Star berjalan.

Dan entah bagaimana–Co-Star, sampai saat ini, menjadi novel terpanjang yang pernah saya tulis dengan 42k lebih kata. Ngalah-ngalahin novel lain yang “lebih saya banget”. :))) Ini juga bikin saya takjub, sih. Ternyata saya bisa mengeksplorasi cerita remaja sampai sebegitu panjang. Pendekatan menulisnya pun agak berbeda dengan novel-novel standar saya biasanya. Karena waktu itu dikejar deadline, Co-Star memang mengambil banyak elemen yang akrab dengan saya sehari-hari … tapi plotting-nya beda dengan cara plotting saya yang biasanya. Co-Star ini saya buat lebih … mengalir, dengan banyak subplot dan nggak terlalu “saklek“. Bisa dibilang Co-Star ini salah satu novel yang lumayan out of the box buat saya.

Sekarang masa tayang Co-Star sudah selesai di Wattpad, dan insyaa Allah tahun ini Co-Star akan diterbitkan sebagai e-book resmi digital oleh Penerbit Koru. Sebentar lagi terbitnya, nantikan ya. ^^

 

2 – Reconnected

Cerita ini bisa terbit karena privilege berada di grup penulis-penerbit (yang selamanya akan saya syukuri). I mean, kalau saya nggak masuk ke grup itu, saya nggak akan tahu bahwa Penerbit Koru mengeluarkan proyek ini–proyek menulis novella berbagai genre dengan prompt tertentu. Ada tiga set prompt yang disediakan, dan kita tinggal memilih mau pakai set prompt yang mana.

Proyek itu sangat menarik sekaligus menantang, berhubung saya sudah lamaaa sekali tidak menulis pakai prompt–terakhir kali juga sama seperti di atas, ketika masih aktif di dunia fanfiksi dan mengikuti challenge Infantrum yang rata-rata serba-prompt. Menulis dengan prompt itu sangat mengasah kreativitas karena kita harus pintar-pintar membuat cerita yang sesuai dengan dan menyertakan seluruh prompt, meskipun kata-kata prompt-nya seringkali nggak nyambung antara satu dengan yang lain.

RECONNECTED cover

Inspirasi cerita ini terutama muncul dari pengalaman dan ingatan saya pada masa-masa menunggui ortu di rumah sakit. Saya menulis Reconnected dalam enam jam sekali duduk meskipun saat itu sedang ada deadline lain–soalnya idenya mendesak-desak minta ditulis, tidak bisa diabaikan. Untungnya ini novella, jadi “pendek” dan cepat selesai.

Sejak awal, saya berniat untuk membuat Reconnected bukan cerita remaja, melainkan cerita dewasa muda yang mana lebih dekat dengan preferensi pribadi saya dalam menulis cerita. (Plus lagi malas menurunkan ego, haha.) Saya suka karakter Della dan lebih suka lagi mengeksplorasi isi kepalanya, menuliskan segala pikiran dan perasaannya. Senang rasanya bisa menulis dari suara tokoh utama yang bukan remaja. :)))

Saya membiarkan Della bercerita, ke sana kemari sesuai apa yang ingin dia ceritakan. Tapiii, karena Reconnected ini hanya novella pendek, banyak sekali dimensi yang tidak bisa saya eksplor lebih lanjut, padahal ceritanya sudah telanjur tertulis. Alhasil, hampir semua komen yang saya terima dari pembaca dapat dikerucutkan menjadi satu: kurang panjang. Ada juga yang bilang nanggung, kurang penyelesaian di hal-hal lain.

Saya paham, saya paham. Walaupun saya memandang Reconnected sebagai sekeping cerita kehidupan Della (yang anggaplah punya kehidupan lain–a complete full life–di luar Reconnected), saat ini pembelaan saya ya cuma itu: “ini novella, banyak dimensi yang tidak tereksplor”. Namun saya belum punya rencana untuk melanjutkan Reconnected atau mengubahnya menjadi novel panjang yang mengelaborasi ceritanya lebih lanjut, jadi … please puas sajalah ya dengan itu. :))))

 

3 – Misteri Wanita di Lapangan Tenis

Novel ini memenangi Kompetisi Menulis Indiva 2019 kategori novel remaja. Yup, saya kembali menulis novel remaja. :))) Saya pilih kategori itu karena kategori itulah yang paling bisa saya garap (buat saya, nulis novel anak jauh lebih susah daripada nulis novel remaja, jadi, bye).

Saya tahu lomba ini sejak bulan April, tapi saya baru bisa nulis awal Juli ketika semua kewajiban akademis semester itu (yang masyaa Allah beratnya) sudah selesai. Deadline lombanya 1 Agustus, jadi Anda bisa bayangkan: lagi-lagi saya mengeram saja di kamar selama hampir sebulan demi menyelesaikan novel ini. :))) Alhamdulillah selesai dalam 26 hari.

Novel ini … dimaksudkan menjadi semacam novel detektif/misteri dengan pendekatan unyu, alias nggak menyeramkan dan nggak menegangkan, cuma bikin penasaran. Idenya adalah campuran dari dua novel yang pernah saya garap waktu SMA. Saya mengambil elemen-elemen dari kedua novel itu, memodifikasi ulang semuanya, dan menuliskannya menjadi novel Misteri Wanita di Lapangan Tenis ini. Judulnya saya buat seperti itu karena saya nggak punya ide lain … dan karena saya pengin novel ini punya judul ala-ala Agatha Christie gitu haha.

cover misteri wanita

(catatan: ini bukan cover asli)

Yang paling istimewa dari novel ini adalah, salah satu bahannya saya ambil dari paper tugas saya. Ternyata ada untungnya juga bikin paper jungkir balik setengah mati–saya jadi punya bahan riset yang kredibel dan sudah terkemas rapi, siap-pakai. Dan saya sangat menyukai novel ini karena meskipun ini novel remaja, secara umum novel ini bisa dikatakan “saya banget”.

Setelah pengumuman pemenang pada tanggal 1 Oktober (yang mana sangat amat mengagetkan waktu tahu saya menang), saya diberi waktu tiga bulan untuk revisi. Namun, segala kesibukan membuat saya baru bisa menyentuh revisian itu pada akhir Desember. Saya cukup bangga akan hasilnya, tetapi revisian itu membuat “keunyuan” novel ini jadi tergerus sedikit, karena dimensi-dimensi yang saya eksplorasi lebih lanjut dalam revisian itu lebih dark daripada cerita versi pertama yang saya submit untuk lomba. Nggak masalah, sih. Saya harap pesan yang ingin saya sampaikan tetap dapat tersampaikan.

Insyaa Allah novel ini akan terbit tahun ini–mungkin beberapa bulan lagi. Nantikan juga, ya. ^^

 

4 – Dampak Ketidaktertiban Administrasi Lembaga Nonstruktural terhadap Pengajuan THR PPNPN di Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas

Ini bukan novel, melainkan tulisan ilmiah untuk Lomba Penulisan Kasus yang diselenggarakan oleh Magister Administrasi Publik UGM. Nulis ini jauuuh lebih susah daripada nulis novel, haha–mulai dari brainstorming ide, mencari bahan-bahan referensi, membuat kerangka penulisan, dan menarasikan kasusnya. Menarasikan kasus itulah yang paling tidak mudah, soalnya bahasa ilmiah tidak boleh berbunga-bunga atau berkiasan seperti fiksi, melainkan harus lugas dan jelas agar tidak salah tafsir.

Untungnya lomba ini sebenarnya bukan lomba menulis paper, melainkan menulis kasus-kasus terkait kebijakan publik yang benar-benar terjadi di dunia nyata. Jadi bisa dibilang, semi-reportase dalam koridor ilmiah. Kasus yang saya angkat di sini adalah kasus di tempat kerja saya dulu, yang kebetulan saya terlibat dalam penanganannya. Kasus itu cukup rumit dan mengandung banyak elemen serta lembaga terkait sehingga agak sulit mengatur narasinya karena ada banyak sekali hal yang harus saya uraikan, tetapi harus dituliskan secara objektif dan tidak menjelek-jelekkan atau menyinggung pihak manapun. Selain itu, bukan hanya sekadar kasusnya yang saya tulis–saya juga harus menarik benang merah dari awal yang menjelaskan bagaimana kasus seperti ini sampai bisa terjadi, dan mengelaborasi kenapa satu masalah yang tampak “sepele” bisa terkait dengan masalah lain dan membawa akibat yang tidak menyenangkan bagi orang-orang yang terkena dampak.

Waktu pengumuman pemenang, saya kaget. Nggak menyangka saya menjadi juara III. Bersyukur, tentu saja. Soalnya saya mengira kasus ini akan dimuat di jurnal mereka, yang saya asumsikan akan bisa menjadi syarat publikasi ilmiah untuk lulus. :))) Ternyata, kasus-kasus terpilih akan dibukukan menjadi buku antologi Kebijakan Publik Kontemporer.

cover buku MAP UGM depan

Revisi untuk tulisan ini memakan waktu cukup lama. Yaaa namanya juga tulisan ilmiah–segala sesuatu harus memiliki sumber yang jelas, nggak boleh asal tulis. Dari pengumuman pemenang Mei 2019, revisi baru selesai sekitar bulan Oktober atau November. Kemudian buku itu diluncurkan pada 21 Desember 2019 beserta penganugerahan hadiah. Duh senang banget deh rasanya bisa merasakan dipanggil maju ke panggung untuk menerima styrofoam pemenang. :’)

dampak ketidaktertiban

Meskipun tulisan saya di buku itu tidak bisa menjadi syarat lulus (karena bukan artikel jurnal), setidaknya tulisan itu bisa dibaca banyak orang. Mungkin akan ada pejabat yang baca, dan bisa membuat perubahan pada sistem agar kasus semacam itu tidak terulang lagi. Saya sungguh berharap tidak ada instansi lain yang mengalami hal yang sama dengan apa yang kami alami.

 

**********

Sebenarnya ada dua karya lagi yang saya tulis pada tahun 2019, tapi kedua karya itu belum menemukan tempatnya. Semoga saja keduanya segera menemukan tempat, ya. Dan saya ingin sekali tahun ini saya bisa lebih banyak menelurkan karya, entah fiksi atau nonfiksi, yang moga-moga bisa bermanfaat dan menginspirasi banyak orang. Yang jelas sih, tahun ini saya menargetkan harus menyelesaikan masterpiece saya: TESIS.

Terima kasih sudah membaca!

2 Replies to “My Works in 2019”

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: